Rabu, 24 Juni 2015

Konsep Dasar AHP dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

AHP merupakan pendekatan dasaruntuk pengambilan keputusan.Dalam proses ini  pembuat keputusan menggunakan Pairwise Comparison yang digunakan untuk membentuk seluruh prioritas untuk mengetahui ranking dari alternatif. Metode ini dikembangkan oleh Thomas L.,Saatyahli matematika yang dipublikasikan pertama kali dalam bukunya The Analytical Hierarchy Process tahun 1980. AHP merupakan alat pengambil keputusan yang  menguraikan suatu permasalahan kompleks dalam  struktur hirarki dengan banyak tingkatan yang terdiri dari tujuan, kriteria,dan alternatif. Peralatan utama dari  model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan persepsi manusia sebagai input utamanya.
Aksioma-aksioma pada model AHP:
  1. Resiprocal Comparison,artinyapengambil keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat resiprocalyaitu kalau A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.
  2. Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas ataudengan kata lain elemen-       elemennya dapat dibandingkan satu samalain. Kalau aksioma ini tidak terpenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan    tersebut tidak homogeneity dan harusdibentuksuatu ‘cluster’  (kelompok elemen-elemen) yang baru.
  3. Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhioleh alternatif-alternatif yang ada  melainkan oleh obyektif keseluruhan. Ini  menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHPadalah searah ke atas, artinya perbandingan antara elemen-elemen pada tingkat di atasnya.
  4. Expectation, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap.Apabila asumsi ini tidak dipenuhi  maka  pengambil keputusan.Memutuskan tidak memakai seluruh kriteria dan atau obyektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap. Prosedur atau langkah-langkah AHP.
Pada dasarnyalangkah-langkah dalam  metode AHP  meliputi :
  1. Menyusun hirarki daripermasalahan yang dihadapi.
    Persoalan yang akan diselesaikan,diuraikan  menjadi unsur-unsurnya,yaitu tujuan,kriteria dan alternatif,kemudian disusun menjadi strukturhirarki
  2. Penilaian kriteriadan alternatif
    Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.Menurut Saaty(1988),untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam  mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi  pendapat kualitatif  dari skala perbandingan Saaty.
  3. Penentuan prioritas
    Untuk setiap kriteria dan alternatif,perlu dilakukan perbandingan berpasangan  (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.  Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas.  Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.
Pertimbangan – pertimbangan  terhadap perbandingan berpasangan untuk  memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:
a.  Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b.  Hitung jumlah nilai darisetiap  baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.
Konsistensi logis
Semua elemendikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapatditunjukkansebagai berikut  (Suryadi & Ramdhani,1998):
Hubungan kardinal    : aij. ajk= aik
Hubungan ordinal      : Ai > Aj, Aj> Ak maka Ai > Ak
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :
  • Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnyabila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali daripisang  maka anggur  lebih enak delapan kali dari pisang.
  • Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih  enak dari mangga dan mangga lebih enak daripisang maka anggur lebih enak daripisang. Pada keadaan  sebenarnyaakan terjadi beberapa  penyimpangan darihubungan tersebut,sehingga matriks tersebut  tidak konsisten sempurna.  Hal ini terjadi karena  ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang. Perhitungan konsistensilogis  dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah  sebagai berikut :
a.  Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.
b.  Menjumlahkan hasil perkalian perbaris.
c.  Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya di jumlahkan.
d.  Hasil c dibagi jumlah elemen,akan didapat λmaks.
e.  Consistensi Indexs(CI) = (λmaks-n) / (n-1)
f.   Consistensy Ratio= CR/ RI,di mana RI adalah indeks random consistensi.Jika rasio consistensi ≤0.1,hasil perhitungan dapat dibenarkan.
g.  Menghitung nilai lambda (λ) dan Consistency Index(CI) dan Consistency Ratio(CR) dengan rumus :
1
2
3
Dimana :
λ     = Nilai rata-rata vector consistency
CV  = Consistency Vector
N   = Jumlah faktoryang sedang dibandingkan
CI  = Consistency Index
RI  = Random Index
CR = Consistency Ratio
Dalam hal ini RI(Random Index) ádalah indeksrerata konsistensi untuk bilangan numerik yang diambil secara acak dari skala 1/9, 1/8, …,1, 2,…., 9, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saaty terhadap 500 sampel.
Bila melibatkan partisipan.
Bila melibatkan  elemen-elemen masyarakat atau tokoh masyarakat setempat sebagai partisipator,  maka perlu dibuat quesioner untuk  memperoleh  jawaban responden dalam menentukan nilai perbandingan berpasangan darikriteria dan alternatif. Berdasarkan skor jawaban seluruh responden dapat diperoleh rata-rata geometrik setiap pasangan yang dibandingkan dan dikalkulasi berdasarkan rumus 4.1 untuk penyusunan matrik pairwise comparison dalam

10 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan 10 difinisi mengenai Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support Sistem yang dikembangkan oleh beberapa ahli.

10 pendapat tentang pengertian sistem pendukung keputusan:
1. Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.

2. Alter (1990) membuat definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data Processing tradisional dalam 5 hal :

SPK
Penggunaan :Aktif
Pengguna :Manajemen
Tujuan :Efektifitas
Time horizon :Sekarang dan masa depan
Kelebihan : Fleksibilitas

PDE
Penggunaan : Pasif
Pengguna : Operator/Pegawai
Tujuan : Efisiensi Mekanis
Time horizon :Masa Lalu
Kelebihan :Konsistensi

3. Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.

4. Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

5. Hick (1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.

6. Man dan Watson
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

7. Moore and Chang
Sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

8. Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah.

9. Turban & Aronson (1998)
Sistem penunjang keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.

10. Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
Sumber: http://jejakjari007.blogspot.com/2011/03/10-definisi-sistem-pendukung-keputusan.html
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Ilustrasi Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
Sistem yang berbasis komputer.
Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
Melalui cara simulasi yang interaktif
Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.
c. User Interfase / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :
SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Sumber: http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-spk.html
Sejarah Singkat Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sebelum kita membahas atau mengetahui sejarah tentang bagaimana DSS ini diciptakan dan berkembang sampai sekarang, kita harus tau dulu apa sih sebenarnya DSS itu dan untuk apa DSS itu diciptakan ?
DSS itu adalah sebuah system yang berbasis computer yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan 1 sama lain, sehingga komponen-komponen ini mampu menghasilkan sebuah data informasi yang berguna untuk membantu mengambil sebuah keputusan dalam sebuah bisnis yang akan dijalankan. DSS ini sangat berguna untuk merencanakan sesuatu yang mungkin sulit untuk dipecahkan secara manusiawi, sehingga system ini membantu kita dengan memberikan informasi-informasi yang membandingkan, sehingga kita bisa memilih apa yang harus kita lakukan. DSS ini hanya sebagai alat bantuan saja untuk mengambil sebuah keputusan, dan keputusan akhir tetap di tangan kita sendiri mau atau tidak menuruti apa yang telah diinformasikan
Contoh sederhananya seperti ini, pada saat kita memiliki modal dalam nominal 1 M, kita tidak tau bagaimana cara untuk menginvestasikan uang tersebut sehingga kita mampu menghasilkan keuntungan yang max, untuk memngetahui apa yang harus kita lakukan, maka kita mengimput data- yang kita punya atau memasukan saja nilai nominal yang akan kita investasikan, system pendukung keputusan ini akan mengelolah data yang kita masukan dan menginformasi kan kepada kita apa saja yang harus kita lakukan agar investasi kita bias menghasilkan laba yang max. missal untuk membeli sham di PT a, atau membeli emas, atau mendepositokan uang tersebut atau apa saja. Dan dengan informasi itu kita dengan mudah untuk memilih apa yang harus kita lakukan selanjutnya
DSS ini telah mengalami pembangunan, perkembangan, perluasan dan pergeseran dalam teknologi selama beberapa tahun. Dibawah ini adalah searah singkat mengenai DSS
Sebelum 1965 sistem informasi itu sangat mahal dan berskala besar sehingga pada tahun 1960 an system pengambil keputusan atau DSS ini di ciptakan. Pada tahun 1975 DSS mengalami perluasan batasan-batasan, sampai pada akhir 1970 an tercipta MIT untuk memperluas DSS. Dan pada tahun-tahun berikutnya perkembangan DSS selalu terus di kembangkan untuk memperbaiki system-sistem yang sudah ada karena semakin hari teknologi semakin perkembang, jadi DSS pun harus bias mengimbanginya, dan sampai sekarang pun, masih banyak inovasi-inovasi dan penelitihan yang dilakukan demi mengembangkan atau memperluas DSS
Ini adalah DSS Time Line (dalam konstruksi)
Tahun
Milestone
1964
Awal Michael Scott Morton penelitian - melihat email dari Andrew McCosh
1967
Michael Scott Morton penelitian selesai pada dampak dari komputer berbasis perangkat tampilan visual pada proses pengambilan keputusan manajemen
1968
Scott Morton dan McCosh kertas; Scott Morton dan Stephens kertas
1975
Steve Alter menyelesaikan Ph.D.-nya MIT disertasi berjudul "Sebuah Studi Computer Aided Pengambilan Keputusan dalam Organisasi"
1978
pembangunan dimulai pada EIS yang disebut Manajemen Informasi dan Pendukung Keputusan (MIDS) sistem di Lockheed-Georgia
1981
pertama Konferensi Internasional mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Atlanta, Georgia
1982
pendiri Metafora Sistem Komputer
1984
Teradata database Komputer (DBC/1012) dikapalkan ke Wells Fargo, AT & T dan Chrysler dengan sistem manajemen database relasional (RDBMS) pada platform proprietary.
Demikian sejarah singkat mengenai DSS atau Sistem pengambilan keputusan. Dan kesimpulan yang dapat kita ambil di sini adalah bahwa system pengambilan keputusan ini sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengembangkan suatu usahanya, tanpa system ini suatu perusahaan atau usaha akan kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Dan DSS ini tidak hanya berhenti di satu titik kemampuan aja, tetapi DSS ini tiap tahunnya mengalami perkembangan-perkenmbangan sehingga DSS ini memiliki kemampuan yang lebih canggih lagi dan mampu mengatasi setiap masalah dengan demi mudah. Dan sampai sekarang DSS masih terus diteliti dan terus diinovasi, sehinnga DSS tidak akan pernah ketinggalan jaman, dan DSS akan selalu siap membantu perusahaan dalam mengambil berbagai keputusan besar atau kecil

Sumber: http://chikaosacute.blogspot.com/2011/12/sejarah-singkat-sistem-pendukung.html
Sejarah Singkat Sistem Pendukung Keputusan

Sejarah Singkat Sistem Pendukung Keputusan

Ringkasan
Sistem Informasi peneliti dan teknologi telah membangun dan diselidiki Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk sekitar 40 tahun. Tulisan ini mengeksplorasi sejarah dan perkembangan di awal DSS dengan membangun model-driven DSS pada akhir tahun 1960, perkembangan teori pada 1970-an, dan pelaksanaan sistem perencanaan keuangan, DSS dan DSS spreadsheet Group di awal 80-an dan pertengahan. Data warehouse, Sistem Informasi Eksekutif, OLAP dan Business Intelligence berkembang pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Akhirnya, babad berakhir dengan berbasis pengetahuan DSS dan implementasi DSS berbasis Web pada pertengahan 1990-an.
I. Pendahuluan
Komputerisasi sistem dukungan keputusan menjadi praktis dengan perkembangan minicomputer, sistem timeshare operasi dan komputasi terdistribusi. Sejarah pelaksanaan sistem seperti dimulai pada pertengahan 1960-an. Dalam bidang teknologi yang beragam seperti DSS, mencatat sejarah tidak rapi atau linier. Orang yang berbeda merasakan bidang Sistem Pendukung Keputusan dari berbagai titik pandang dan melaporkan rekening yang berbeda dari apa yang terjadi dan apa yang penting (lih., Arnott & Pervan, 2005; Eom & Lee, 1990b; McCosh & Correa-Perez, 2006; Power, 2003; Power, 2004a; Perak, 1991). Sebagai teknologi berkembang aplikasi komputerisasi dukungan keputusan baru dikembangkan dan dipelajari. Peneliti menggunakan beberapa kerangka kerja untuk membantu membangun dan memahami sistem ini. Hari ini satu dapat mengatur sejarah DSS ke dalam lima kategori DSS luas dijelaskan di Power (2001; 2002; 2004b), termasuk: komunikasi-driven, data-driven, dokumen didorong, sistem pengambilan keputusan berbasis pengetahuan dan model-driven dukungan.
Dokumen hypertext adalah titik awal dalam menjelaskan asal-usul dari benang berbagai teknologi yang konvergen untuk memberikan dukungan terintegrasi untuk manajer bekerja sendirian, dalam tim dan dalam hierarki organisasi untuk mengelola organisasi dan membuat keputusan yang lebih rasional. Sejarah adalah baik panduan untuk aktivitas masa depan di bidang ini dan catatan dari ide-ide dan tindakan orang-orang yang telah membantu memajukan pemikiran dan praktik kita. Fakta-fakta sejarah dapat dipilah-pilah dan dipahami dengan lebih baik, namun pengumpulan informasi lebih lanjut diperlukan. Ini halaman web adalah sebuah titik awal dalam mengumpulkan rekening tangan lebih dulu dan dalam membangun sebuah mosaik yang lebih lengkap tentang apa yang terjadi di universitas-universitas, perusahaan perangkat lunak dan organisasi untuk membangun dan menggunakan DSS.
Jejak dokumen ini aplikasi pendukung keputusan dan studi penelitian yang berkaitan dengan model dan manajemen data berorientasi, sistem manajemen ahli, multidimensi analisis data, query dan alat pelaporan, pengolahan analisis online (OLAP), Business Intelligence, kelompok DSS, konferensi dan groupware, dokumen , DSS spasial dan Sistem Informasi Eksekutif sebagai teknologi muncul, berkumpul dan menyimpang. Semua teknologi ini telah digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sebuah tonggak sejarah timeline utama relevan dengan DSS termasuk dalam Lampiran I.
Studi tentang sistem pendukung keputusan adalah disiplin terapan yang menggunakan pengetahuan dan terutama teori dari disiplin lain. Untuk alasan ini, banyak pertanyaan DSS penelitian telah diperiksa karena mereka yang menjadi perhatian orang-orang yang membangun dan menggunakan DSS spesifik. Oleh karena banyak dari basis pengetahuan yang luas DSS menyediakan generalisasi dan arah untuk membangun DSS yang lebih efektif (lih., Baskerville & Myers, 2002; Keen, 1980).
Bagian selanjutnya menggambarkan asal-usul bidang sistem pendukung keputusan. Bagian 3 membahas sistem pendukung keputusan pengembangan teori yang terjadi pada 1970-an dan awal 1980-an. Bagian 4 lembahas perkembangan penting untuk komunikasi-didorong, dokumen data-driven, didorong, pengetahuan-driven dan model-driven DSS (lih., Power, 2002). Bagian terakhir membahas tentang bagaimana DSS praktek, penelitian dan teknologi terus berkembang.
II. Sistem Pendukung Keputusan Asal
Studi Scott Morton yang terlibat membangun, melaksanakan dan kemudian pengujian interaktif, model-driven sistem manajemen keputusan. Fellow Harvard Ph.D. mahasiswa Andrew McCosh menegaskan bahwa "konsep sistem pendukung keputusan pertama kali diungkapkan oleh Scott Morton di kantor ruang bawah tanah di Sherman Hall, Harvard Business School" dalam diskusi mereka tentang disertasi Scott Morton. mempelajari bagaimana komputer dan model analisis dapat membantu manajer membuat keputusan bisnis yang berulang perencanaan kunci. Dia melakukan percobaan di mana manajer benar-benar menggunakan Sistem Manajemen Keputusan (MDS). Manajer pemasaran dan produksi menggunakan MDS untuk mengkoordinasikan perencanaan produksi untuk peralatan binatu. MDS
Pekerjaan perintis George Dantzig, Douglas Engelbart dan Jay Forrester cenderung dipengaruhi kelayakan bangunan sistem pendukung keputusan terkomputerisasi., Dantzig menjadi penelitian matematika di Rand Corporation, di mana ia mulai menerapkan program linear pada komputer eksperimen., Engelbart dan rekan mengembangkan hypermedia-groupware sistem pertama disebut NLS (sistem online). NLS memfasilitasi pembuatan perpustakaan digital dan penyimpanan dan pengambilan dokumen elektronik menggunakan hypertext. NLS juga disediakan untuk di layar telekonferensi video dan merupakan cikal bakal sistem pendukung keputusan kelompok. Forrester terlibat dalam membangun SAGE (Semi-otomatis Lingkungan Kantor) sistem pertahanan udara untuk Amerika Utara. SAGE mungkin adalah pertama komputerisasi data-driven DSS. Juga, Profesor Forrester mulai Kelompok Dinamika Sistem di Massachusetts Institute of Technology Sloan School. Karyanya pada pemodelan perusahaan menyebabkan Dynamo pemrograman, kompilator simulasi umum.
III. Teori Pembangunan
Pada teori masalah yang berkaitan dengan DSS yang dibahas pada konferensi akademis termasuk Institut Amerika untuk pertemuan Keputusan Sciences dan ACM Konferensi SIGBDP pada Konferensi Internasional pertama mengenai Sistem Pendukung Keputusan. Konferensi akademik disediakan forum untuk ide, diskusi teori berbagi dan pertukaran informasi.
Pada sekitar waktu yang sama, Keen dan Scott Morton memberikan orientasi perilaku pertama luas untuk analisis sistem pendukung keputusan, desain, implementasi, evaluasi dan pengembangan. Teks ini berpengaruh memberikan kerangka untuk DSS mengajar di sekolah bisnis. McCosh dan Scott-Morton buku DSS lebih berpengaruh dalam Eropa .
,Steven Alter diterbitkan MIT nya hasil disertasi doktor dalam sebuah buku yang berpengaruh penelitian dan makalah. Diperluas kerangka untuk berpikir tentang bisnis dan manajemen DSS . Juga, studi kasusnya memberikan dasar yang kuat deskriptif contoh sistem pendukung keputusan. Sejumlah disertasi MIT lain berurusan dengan masalah yang berhubungan dengan menggunakan model untuk mendukung keputusan.
Alter menyimpulkan dari penelitiannya bahwa sistem pendukung keputusan dapat dikategorikan dalam hal operasi generik yang dapat dilakukan oleh sistem tersebut. Operasi ini generik memperpanjang sepanjang dimensi tunggal, mulai dari yang sangat berorientasi pada data yang sangat berorientasi model. dikategorikan ke dalam tujuh jenis berbeda dari DSS. Tujuh jenis termasuk:
· Berkas laci sistem yang menyediakan akses ke item data.
· Analisis data sistem yang mendukung manipulasi data dengan alat komputerisasi disesuaikan dengan tugas tertentu dan pengaturan atau dengan alat yang lebih umum dan operator.
· Analisis sistem informasi yang menyediakan akses ke serangkaian keputusan yang berorientasi database dan model kecil.
· Akuntansi dan keuangan model yang menghitung konsekuensi dari tindakan yang mungkin.
· Representasi model yang memperkirakan konsekuensi dari tindakan atas dasar model simulasi.
· Optimasi model yang menyediakan pedoman untuk tindakan dengan menghasilkan solusi optimal yang konsisten dengan serangkaian kendala.
· Saran model yang melakukan pengolahan logis mengarah ke suatu keputusan yang disarankan khusus untuk tugas yang cukup terstruktur atau dipahami dengan baik.
IV. Pengembangan Aplikasi DSS
Tindakan ini juga memperluas bidang sistem pendukung keputusan di luar bisnis awal dan manajemen domain aplikasi. Sistem ini beragam semua yang disebut Decision Support Systems. Dari hari-hari awal, hal itu diakui bahwa DSS dapat dirancang untuk mendukung pengambil keputusan di setiap tingkat dalam sebuah organisasi. Juga, DSS dapat mendukung operasi pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan strategis.
IV.1 Model-driven DSS
produksi Scott-Morton perencanaan manajemen sistem pengambilan keputusan adalah secara luas dibicarakan dulu model-driven DSS, namun Ferguson dan Jones produksi aplikasi penjadwalan juga model-driven DSS. Banyak sistem keputusan awal yang disebutkan dalam bagian 2, misalnya, Sprinter, MEDIAC dan Brandaid, mungkin model-driven DSS.
Sebuah model-driven DSS menekankan akses dan manipulasi model keuangan, optimasi dan / atau simulasi. Model kuantitatif sederhana menyediakan tingkat yang paling dasar fungsi. Model-driven DSS menggunakan data terbatas dan parameter yang disediakan oleh para pembuat keputusan untuk membantu pembuat keputusan dalam menganalisa situasi, namun secara umum yang besar basis data yang tidak diperlukan untuk model-driven DSS
IV.2 Data-driven DSS
Secara umum, data-driven DSS menekankan akses dan manipulasi dari serangkaian waktu data internal perusahaan dan data eksternal kadang-kadang dan real-time. Sistem file sederhana diakses oleh query dan alat-alat pengambilan menyediakan tingkat yang paling dasar fungsi
IV.3 Komunikasi-driven DSS
Komunikasi-driven DSS menggunakan jaringan dan teknologi komunikasi untuk memfasilitasi keputusan yang relevan kolaborasi dan komunikasi. Dalam sistem ini, teknologi komunikasi ini adalah arsitektur komponen yang dominan. Peralatan yang digunakan meliputi groupware, konferensi video dan papan buletin berbasis komputer
IV.4 Dokumen-driven DSS
Sebuah DSS dokumen-didorong menggunakan teknologi komputer penyimpanan dan pengolahan untuk menyediakan pengambilan dokumen dan analisis. Database dokumen yang besar dapat meliputi dokumen discan, dokumen hypertext, gambar, suara dan video. Contoh dokumen yang mungkin diakses oleh dokumen-driven DSS adalah kebijakan dan prosedur, spesifikasi produk, katalog, dan dokumen sejarah perusahaan, termasuk risalah rapat dan korespondensi. Sebuah mesin pencari adalah alat pengambilan membantu utama yang terkait dengan dokumen-driven DSS
IV.5 Pengetahuan-driven DSS
Pengetahuan-driven DSS dapat menyarankan atau merekomendasikan tindakan kepada manajer. Ini DSS adalah orang-sistem komputer dengan spesialisasi keahlian pemecahan masalah.

V. Kesimpulan

Sejarawan menggunakan dua pendekatan untuk menerapkan masa lalu untuk masa depan: penalaran dengan analogi dan proyeksi tren. Dalam banyak sistem terkomputerisasi pendukung keputusan seperti pesawat, datang dalam berbagai bentuk, ukuran dan bentuk, teknologi canggih dan alat yang sangat diperlukan dalam banyak organisasi. Pendukung keputusan sistem penelitian dan pengembangan akan terus mengeksploitasi setiap perkembangan teknologi baru dan akan mendapatkan keuntungan dari kemajuan dalam basis data yang sangat besar, kecerdasan, buatan interaksi manusia-komputer, simulasi dan optimasi, rekayasa perangkat lunak, telekomunikasi dan dari penelitian dasar lebih lanjut tentang topik perilaku seperti pengambilan keputusan organisasi, perencanaan, pengambilan teori perilaku dan perilaku organisasi.

Tren menunjukkan bahwa data-driven DSS akan menggunakan lebih cepat, akses real-time untuk lebih besar, database terintegrasi yang lebih baik. Model-driven DSS akan lebih kompleks, namun dapat dimengerti, dan sistem yang dibangun dengan menggunakan simulasi dan menampilkan visual yang menyertainya akan semakin realistis. Komunikasi-driven DSS akan memberikan lebih real-time video mendukung komunikasi. Dokumen-driven DSS akan mengakses repositori besar data terstruktur dan sistem akan hadir dalam format dokumen yang sesuai bisa digunakan lagi. Akhirnya, berbasis pengetahuan DSS kemungkinan akan lebih canggih dan lebih komprehensif. Saran dari DSS berbasis pengetahuan akan lebih baik dan aplikasi yang akan mencakup bidang yang lebih luas.

Sistem Pendukung Keputusan pelopor datang dari berbagai latar belakang dan tantangan yang dihadapi bahwa mereka berhasil mengatasi untuk menunjukkan nilai dari menggunakan komputer, teknologi informasi dan perangkat lunak pendukung keputusan spesifik untuk meningkatkan dan dalam beberapa situasi meningkatkan pengambilan keputusan. Para pionir DSS menciptakan aliran tertentu dan berbeda dari pengembangan teknologi dan penelitian yang menjadi dasar bagi banyak kepentingan saat ini dalam membangun dan mempelajari sistem pendukung keputusan terkomputerisasi.

Masa depan sistem pendukung keputusan tentu akan berbeda dari inovasi oportunistik dan incremental terlihat di masa lalu. Sistem pendukung keputusan sebagai disiplin akademis cenderung mengikuti jalan yang sama untuk arsitektur komputer dan rekayasa perangkat lunak dan menjadi lebih ketat dan lebih jelas digambarkan. DSS konsultasi, pengajaran dan penelitian dapat saling mendukung dan tugas masing-masing dapat membantu membangun ceruk apakah dalam Kolese Informasi, Bisnis atau Teknik. Bagi mereka yang tertarik dalam membangun dan mempelajari DSS

Sejarah Sistem Pendukung Keputusan mencakup rentang yang relatif singkat dari tahun, dan konsep-konsep dan teknologi yang masih berkembang. Hari ini masih mungkin untuk merekonstruksi sejarah Sistem Pendukung Keputusan (DSS) dari rekening retrospektif dari peserta utama serta dari bahan dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Banyak inovator awal dan pengembang awal adalah pensiun namun wawasan dan tindakan mereka dapat ditangkap untuk memandu inovasi masa depan di bidang ini. Diharapkan makalah ini mengarah ke akun email dan retrospektif yang dapat membantu kita memahami "nyata" sejarah DSS. Internet dan Web telah dipercepat-up perkembangan pendukung keputusan dan telah menyediakan sarana baru menangkap dan mendokumentasikan perkembangan pengetahuan di daerah penelitian. Keputusan pelopor dukungan termasuk peneliti akademis banyak dari program-program di MIT, University of Arizona, University of Hawaii, University of Minnesota dan Universitas Purdue. Para pionir DSS menciptakan aliran tertentu dan berbeda dari pengembangan teknologi dan penelitian yang berfungsi sebagai dasar untuk banyak pekerjaan hari ini dalam DSS.

Sumber: http://rina-itforbusiness.blogspot.com/2012/01/sejarah-singkat-sistem-pendukung.html
Macam-macam Metode SPK

Macam - Macam Metode Sistem Penunjang Keputusan
Metode Sistem pakar
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.



Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1. Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.
2. Modul Konsultasi(Consultation Mode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3. Modul Penjelasan(Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).




Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Menurut Gondran (1986) dalam Utami (2002), basis pengetahuan merupakan representasi dari seorang pakar, yang kemudian dapat dimasukkan kedalam bahasa pemrograman khusus untuk kecerdasan buatan (misalnya PROLOG atau LISP) atau shell sistem pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS, CRYSTAL, dsb.)
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.
Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
3. Basis Data (Database)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.



4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan sistem. Hubungan antar komponen penyusun struktur sistem pakar dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :
Teknik Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.
Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :
1. Rule-Based Knowledge
2. Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).
    Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan
3. Frame-Based Knowledge
    Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
4. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari
    obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses)
5. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan
    kasus (cases)
(Untuk mengetahui lebih jelasnya, Anda dapat membaca buku :
• Management Information System (J.A. O'Brien) McGraw Hill. Arizona.USA.
• Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems (E. Turban)
   Prentice Hall. New Jersey.USA.
• Buku-buku lain yang membahas tentang Sistem Pakar)

Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia. Adapun komponen-kompenen yang mungkin ada dalam sebuah sistem pakar adalah:
1. Subsistem akuisisi pengetahuan
2. Basis pengetahuan



    Basis pengetahuan berisi pengetahuan penting untuk pengertian, formulasi dan
    pemecahan masalah. Basis pengetahuan memasukkan dua elemen (1) fakta (facts)
    seperti situasi masalah dan teori dari area masalah dan (2) heuristic khusus atau
    rule-rule yang menghubungkan penggunaan pengetahuan untuk pemecahan
    masalah spesifik dalam sebuah domain khusus. Informasi dalam basis pengetahuan
    tergabung dalam basis pengetahuan tergabung dalam sebuah program computer
    oleh proses yang disebut dengan representasi pengetahuan.
3. Mesin inferensi
4. Blackboard (Wilayah kerja)
5. User interface
    Sistem pakar berisi bahasa prosesor untuk komunikasi yang bersahabat,
    berorientasi pada masalah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini dapat
    secara baik dibawa oleh natural language, dan dalam beberapa kasus user interface
    ditambahkan dengan menu-menu dan grafik.
6. Subsistem penjelasan
7. Sistem penyaringan pengetahuan
  
    Sedangkan konsep dasar dalam sistem pakar menurut Turban, 1993 adalah:
1. Keahlian (Expertise)
2. Pakar (Expert)
3. Transfer keahlian
4. Inferensi
5. Rule
6. Kemampuan memberikan penjelasanHYPERLINK "http://kmp.htm/" \t "right"
    Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi dari keahlian
    pemecahan masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke program komputer
    untuk konstruksi atau perluasan basis pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan
    potensial termasuk pakar manusia, textbook, database, laporan penelitian khusus,
    dan gambar-gambar. Pengakuisisian pengetahuan dari pakar adalah tugas kompleks
    yang sering membuat kemacetan dalam konstruksi sistem pakar sehingga
    dibutuhkan seorang knowledge engineer untuk berinteraksi dengan satu atau lebih
    pakar dalam membangun basis pengetahuan. Metode Regresi linier



    Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
    hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih
    variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya
    ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih
    dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.
    Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi
    dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta
    untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui
    terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat
     digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-
     hal yang sedang diamati melalui  penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain
     itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk
     variabel terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya
     boleh dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan
     untuk membentuk model regresi tersebut. Misal, suatu model regresi diperoleh
     dengan mempergunakan data variabel bebas yang memiliki rentang antara 5 s.d.
     25, maka prediksi hanya boleh dilakukan bila suatu nilai yang digunakan sebagai
     input untuk variabel X berada di dalam rentang tersebut. Konsep ini disebut
     sebagai interpolasi. Data untuk variabel independen X pada regresi linier bisa
     merupakan data pengamatan yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti
     (obsevational data) maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti
     sebelumnya (experimental or fixed data). Perbedaannya adalah bahwa
     dengan menggunakan fixed data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam
     menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan,
     pada observational data, informasi yang diperoleh belum tentu merupakan
     hubungan sebab-akibat. Untuk fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki
     beberapa nilai variabel X yang ingin diteliti. Sedangkan, pada observational data,
     variabel X yang diamati bisa berapa saja, tergantung keadaan di lapangan.
    Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan laboratorium, dan observational data
    diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Di dalam suatu model regresi kita akan  
    menemukan koefisien-koefisien. Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah
    nilai duga parameter di dalam model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true
    condition), sama halnya dengan statistik mean (rata-rata) pada konsep statistika



dasar. Hanya saja, koefisien-koefisien untuk model regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel bebas) diberikan.  Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Intersep (intercept)
Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada variabel X bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak memberikan kontribusi, maka secara rata-rata, variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu diingat, intersep hanyalah suatu konstanta yang memungkinkan munculnya koefisien lain di dalam model regresi. Intersep tidak selalu dapat atau perlu untuk diinterpretasikan. Apabila data pengamatan pada variabel X tidak mencakup nilai 0 atau mendekati 0, maka intersep tidak memiliki makna yang berarti, sehingga tidak perlu diinterpretasikan.
Secara matematis, slope merupakan ukuran kemiringan dari suatu garis. Slope adalah
koefisien regresi untuk variabel X (variabel bebas). Dalam konsep statistika, slope
merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan suatu variabel X terhadap variabel Y. Nilai slope dapat pula diartikan sebagai ratarata pertambahan (atau pengurangan) yang terjadi pada variabel Y untuk setiap peningkatan satu satuan variabel X.
Contoh model regresi:
Y = 9.4 + 0.7*X + 
Angka 9.4 merupakan intersep, 0.7 merupakan slope, sedangkan  merupakan error.
Error bukanlah berarti sesuatu yang rusak, hancur atau kacau. Pengertian error di dalam konsep statistika berbeda dengan pengertian error yang selama ini dipakai di dalam kehidupan sehari-hari.

Metode B/C Ratio
Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program.Dalam analisisbenefit dancos t perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.
Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit Cost Ratio (BCR) telahbanyak mengalami perkembangan. Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitupenerapannya dalam bidang pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembanganekonomi daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk menentukan kelayakanpengembangan suatu proyek.
Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan BCR dalam prosespemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi daerah relatif lebih sulit. Hal inidikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait
social benefit(social welfare function) dan lingkungan serta tak kalah penting adalah factor efisiensi. Faktor efisiensi mutlak menjadi perhatian menimbang terbatasnya dana dan kemampuan pemerintah daerah sendiri. Secara terinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan dampak penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact), faktor eksternalitas, ketidakpastian (uncertainty), risiko (risk) serta shadow price. Terkait perhitungan risiko dan ketidakpastian, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan asuransi danmelakukan lindung nilai (hedging). Efisiensi ekonomi merupakan kontribusi murni suatu program dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga yang menjadi perhatian utama dalam penerapan BCR dalam suatu proyekpemerintah yang berkaitan dengan sektor publik adalah redistribusi sumber daya.







Metode AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang  dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini  akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang  kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki  didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan  yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama  adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk
hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah  dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang  dipilih, sampai pada
    subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
    kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
Kesatuan (Unity)§
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
Kompleksitas (Complexity)§
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui  pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
Saling ketergantungan (Inter Dependence)§
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)§
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
Pengukuran (Measurement)§
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
Konsistensi (Consistency)§
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
Sintesis (Synthesis)§
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa  diinginkannya masing-masing alternatif.
Trade Off§
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem  sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)§
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi  menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
Pengulangan Proses (Process Repetition)§
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini§
berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan  subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian§
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

C. Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap ini
    kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan  
  mudah dipahami. Dari
  masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok
  bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah
  lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih
  lanjut dalam tahap berikutnya.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun
     tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di
     bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau
     menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
     kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan
     subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang
menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin
dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya
E1,E2,E3,E4,E5

Metode IRR
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.



RUMUS!
Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An. Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV

Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:
RUMUS
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam. Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa: Adapun langkah-langkah menghitung IRR untuk pola cash flow yang sama adalah sebagai beiikut: a. Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi. b. Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama atau mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh. c. Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi. Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut: a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi. c) Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'. d) Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut. e) Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari proyek tersebut. f) Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut. g) Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan negatif. Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya. Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital. Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan. Metode PBP PBP, adalah metode yang digunakan dengan cara menyusun satu demi satu piece hingga layer tersebut solve. PBP ini sendiri sangat berbeda dengan metoda lain yang mengharuskan harus membuat cross dan lain sebagainya. Metoda yang satu ini bisa dibilang full intuitive (kecuali untuk layer ke 2) karena tidak memerlukan algoritma untuk menyusun satu layer, cukup dengan logika murni saja, dan inilah salah satu kelebihan dari metoda PBP ini. Selain itu metoda ini sangat cocok untuk dipelajari bagi mereka yang baru (sangat baru =.=) dalam cubing, ini berdasarkan fakta nyata yang saya alami ketika mengajarkan cubing ke teman-teman saya, mereka lebih mudeng dengan metoda ini daripada LBL yang merupakan metoda paling umum yang dipelajari oleh para beginner. Baik langsung saja, saya akan memberi beberapa contoh PBP Metode MPE Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak , Teknik ini cocok untuk penilaian dengan skala ordinal. Hasil MPE akan lebih kontras dari pada hasil Bayes. Prosedur MPE • Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah: m Total nilai (TNi) =å (RK ij)TKK j j=1 Keterangan : TNi = Total nilai alternatif ke -i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan

• Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan
   pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.
• Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai
   setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya .

Keuntungan MPE
• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi
   eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata

Contoh Aplikasi MPE
• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena,
   Kresna)
• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran
• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.




Contoh Pemilihan pimpinan

Alternatif Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat
Kecakapan Kepemimpinan Kejujuran
1. Pergiwa 4 4 3
2. Bratasena 4 5 2
3. Kresna 4 3 4
Tk. Kepentingan Kriteria 3 4 3

• Nilai (Pergiwa) = 4 **(3) + 4*(4) + 3*(3) = ?
• Nilai alternatif 1,2, dan 3 adalah? sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang
   terbaik adalah alternatif?



Metode NPV
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

dimana:
t - waktu arus kas
i – adalah suku bunga diskonto yang digunakan
Rt - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu




Arti perhitungan NPV
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
Bila... Berarti... Maka...
NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan
NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak
NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.
Sumbe

Rabu, 04 Desember 2013

Pemograman Visual Basic 2008








Dibawah ini gan,ada untuk cara membuat program seperti pada tampilan gambar di atas.....
yaudah langsung aja ke TKP!!
hemmm....
selamat mencoba!!!!


Public Class Form2


    Private Sub Form2_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
        NPM.Items.Add("12110450")
        NPM.Items.Add("13111057")
        NPM.Items.Add("12111009")
        NPM.Items.Add("10111077")

        KodeDosen.Items.Add("982")
        KodeDosen.Items.Add("973")
        KodeDosen.Items.Add("957")
        KodeDosen.Items.Add("999")


        KodeMatakuliah.Items.Add("A23")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A24")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A25")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A26")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A27")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A28")
        KodeMatakuliah.Items.Add("A29")


        Dim i As Byte
        For i = 1 To 100
            NilaiKehadiran.Items.Add(i)
            NilaiTugas.Items.Add(i)
            NilaiUTS.Items.Add(i)
            NilaiUAS.Items.Add(i)
        Next
    End Sub

    Private Sub NPM_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles NPM.SelectedIndexChanged
        Dim x, y As String
        x = Microsoft.VisualBasic.Left(NPM.Text, 3)
        y = Microsoft.VisualBasic.Right(NPM.Text, 3)

        Select Case NPM.Text
            Case "12110450"
                Nama.Text = "Rizky Nasti"
            Case "13111057"
                Nama.Text = "Bayu"
            Case "12111009"
                Nama.Text = "Rio"
            Case "10111077"
                Nama.Text = "Jayen"
        End Select

        Select Case x
            Case "131"
                Jenjang.Text = "DII"
            Case "121"
                Jenjang.Text = "S1"
            Case "121"
                Jenjang.Text = "S1"
            Case "101"
                Jenjang.Text = "DIII"
            Case Else
                Jenjang.Text = "_"
        End Select

        Select Case y
            Case "450"
                Jurusan.Text = "Teknik Informatika"
            Case "057"
                Jurusan.Text = "Managemen informatika"
            Case "009"
                Jurusan.Text = "Sistem Informasi"
            Case "077"
                Jurusan.Text = "Manajemen informatika"
            Case Else
                Jurusan.Text = "_"
        End Select
    End Sub

    Private Sub KodeDosen_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles KodeDosen.SelectedIndexChanged
        Select Case KodeDosen.Text
            Case "982"
                NamaDosen.Text = "M.Syahrizal, M.kom"
            Case "973"
                NamaDosen.Text = "Mesran S.Kom,M.Kom"
            Case "957"
                NamaDosen.Text = "Hotman S.kom"
            Case "999"
                NamaDosen.Text = "Yasir M.kom"
            Case Else
                NamaDosen.Text = "_"
        End Select
    End Sub

    Private Sub Btnproses_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Btnproses.Click
        NilaiAkhir.Text = 0.4 * NilaiUTS.Text + 0.6 * NilaiUAS.Text + 0.1 * NilaiKehadiran.Text + 0.15 * NilaiTugas.Text

        If NilaiAkhir.Text >= 80 Then
            NilaiHuruf.Text = "A"
        ElseIf NilaiAkhir.Text >= 70 Then
            NilaiHuruf.Text = "B"
        ElseIf NilaiAkhir.Text >= 60 Then
            NilaiHuruf.Text = "C"
        ElseIf NilaiAkhir.Text >= 50 Then
            NilaiHuruf.Text = "D"
        Else
            NilaiHuruf.Text = "E"
        End If

        If NilaiAkhir.Text >= 50 Then
            Keterangan.Text = "Lulus"
        Else
            Keterangan.Text = "Gagal"
        End If

        If Jenjang.Text = "1" Then
            Jenjang.Text = "Diploma 1"
        ElseIf Jenjang.Text = "3" Then
            Jenjang.Text = "Diploma 3"
        ElseIf Jenjang.Text = "4" Then
            Jenjang.Text = "Strata 1"
        End If

        If Jurusan.Text = "01" Then
            Jurusan.Text = "Manajemen Informatika"
        ElseIf Jurusan.Text = "02" Then
            Jurusan.Text = "Sistem Informatika"
        ElseIf Jurusan.Text = "03" Then
            Jurusan.Text = "Teknik komputer"
        ElseIf Jurusan.Text = "04" Then
            Jurusan.Text = "Akuntansi"
        End If
    End Sub

    Private Sub Btnhapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Btnhapus.Click
        NPM.Text = ""
        Nama.Text = ""
        Jenjang.Text = ""
        Jurusan.Text = ""
        KodeDosen.Text = ""
        NamaDosen.Text = ""
        KodeMatakuliah.Text = ""
        NamaMatakuliah.Text = ""
        NilaiKehadiran.Text = ""
        NilaiTugas.Text = ""
        NilaiUTS.Text = ""
        NilaiUAS.Text = ""
        NilaiAkhir.Text = ""
        NilaiHuruf.Text = ""
        Keterangan.Text = ""
    End Sub
    Private Sub NilaiUAS_KeyPress(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyPressEventArgs) Handles NilaiUAS.KeyPress
        Dim tombol As Integer = Asc(e.KeyChar)
        If tombol = 13 Then
            Btnproses_Click(sender, e)
        End If
    End Sub

    Private Sub KodeMatakuliah_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles KodeMatakuliah.SelectedIndexChanged
        Select Case KodeMatakuliah.Text
            Case "A23"
                NamaMatakuliah.Text = "Sistem Basis data"
            Case "A24"
                NamaMatakuliah.Text = "matriks linier transformasi"
            Case "A25"
                NamaMatakuliah.Text = "Programan visual"
            Case "A26"
                NamaMatakuliah.Text = "Teknik Informatika"
            Case "A27"
                NamaMatakuliah.Text = "Managemen Sistem"
            Case "A28"
                NamaMatakuliah.Text = "teknik digital"
            Case "A29"
                NamaMatakuliah.Text = "visual basic"
            Case Else
                NamaMatakuliah.Text = "_"
        End Select
    End Sub

    Private Sub Btnkeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Btnkeluar.Click
        End
    End Sub
End Class



Pelengkap Tugas Pak Mesran

Minggu, 10 November 2013


Bahasa Pemrograman Visual Basic 

Visual basic merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Microsoft dan termasuk kedalam bahasa pemrograman tingkat tinggi. Visual basic digunakan dalam pengembangan multimedia, WEB dan database. Pengolahan database dapat dijalankan secara cepat karena Windows sendiri telah mendukung  Visual basic dengan banyaknya library yang disediakan.
Penulis memilih Visual basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman pengembangan perangkat lunak ini, karena kemampuan  akses database dan akses hardware tidak terlalu rumit, dikarenakan banyak vendor hardware merekomendasikan drivernya dalam flatform Windows.
a.       Komponen Visual basic 6.0
Ada beberapa komponen dari visual basic, antara lain :
1)  Project
Project adalah sekumpulan  modul dan projek adalah aplikasi itu sendiri.
Project menyimpan semua komponen, serta yang berhubungan dengan aplikasi yang terdapat dalam projek. Projek tersimpan dalam ekstension file .VBJ pada Projek terdapat tiga jendela yaitu View code sebagai jendela editor, view objek digunakan untuk bentuk formula dan terakhir adalah jendela folder
Project explorer, Form, Toolbox dan Property
 Project explorer, Form, Toolbox dan Property
Sumber : Microsoft Visual 6.0 Step By Step (Deborah)
2)                  Form
            Form adalah suatu objek sebagai media tempat bekerja program aplikasi baru,  dan didalam form terdapat code-code yang akan mengoperasikan semua objek yang melengket dalam form tersebut.
3)                  Toolbox
            Toolbox adalah kumpulan objek-objek yang akan digunakan dalam program.
4)              Properti
Digunakan untuk mengatur form dan objek lainya yang terdapat dalam form  aplikasi tersebut.